Mobimoto.com - Pasar kendaraan listrik (EV) di Indonesia tengah berkembang pesat, namun di balik pertumbuhan ini, konsumen masih menghadapi kekhawatiran soal harga awal kendaraan dan ketahanan baterai.
VinFast, produsen EV asal Vietnam, hadir dengan pendekatan berbeda: skema berlangganan baterai. Model ini tidak hanya menurunkan harga awal kendaraan, tetapi juga menghadirkan ekosistem EV yang lebih aman dan berkelanjutan.
Baca Juga
Dorong Proyek Energi Terbarukan: Mampukah VinFast Mempercepat Transisi Energi di Indonesia?
Kejar Target Kendaraan Listrik, Apakah Infrastruktur di Indonesia Sudah Mapan?
Kejar Revolusi Kendaraan Listrik Dunia, Begini Langkah VinFast Angkat Derajat Asia Tenggara
Komparasi Fitur Canggih : Honda ADV160 vs Yamaha NMAX 155
Tiggo Cross CSH Topang Penjualan Model Hybird Chery
“Kami ingin membuat transisi hijau mudah diakses oleh masyarakat, sekaligus mengutamakan kepentingan konsumen,” ujar Kariyanto Hardjosoemarto (Kerry), CEO VinFast Indonesia.
Filosofi ini tercermin dalam skema berlangganan baterai yang kini diterapkan perusahaan di Tanah Air.
Skema ini memisahkan biaya baterai dari harga kendaraan, sehingga konsumen tidak perlu membayar sekaligus seluruh harga baterai saat membeli EV.
Selain menurunkan hambatan finansial, skema ini juga memberikan garansi baterai seumur hidup, memberi kepastian jangka panjang bagi pemilik kendaraan dan mengurangi kekhawatiran terkait biaya penggantian baterai atau degradasi performa.
Menurut Kerry, skema ini lahir dari pemahaman mendalam terhadap perilaku konsumen.
“Biaya awal yang tinggi menjadi hambatan utama membeli EV, sementara banyak konsumen khawatir soal umur baterai dan biaya penggantiannya. Kami langsung menjawab kekhawatiran ini dengan memisahkan biaya baterai dari harga kendaraan,” jelasnya.
Langkah ini memberi konsumen peace of mind sekaligus menurunkan entry barrier, sehingga lebih banyak orang bisa mengakses kendaraan listrik.
Selain menguntungkan konsumen, model ini juga mendukung keberlanjutan lingkungan. Karena baterai tetap dimiliki oleh VinFast, perusahaan bisa memantau, menarik kembali, dan mendaur ulang baterai di akhir masa pakainya.
“Hal ini tidak hanya memastikan keamanan operasional, tetapi juga mendukung pembangunan ekosistem EV yang berkelanjutan dan sirkular,” tambah Kerry.
Dengan kontrol penuh terhadap baterai, potensi limbah berbahaya dapat diminimalkan, dan perusahaan bisa terus mengadopsi inovasi teknologi baterai tanpa membebani konsumen.
Skema berlangganan baterai VinFast juga menghadirkan stabilitas dan transparansi bagi konsumen. Kerry menegaskan bahwa biaya berlangganan akan tetap sama untuk pelanggan lama, sehingga tidak ada kenaikan mendadak yang bisa mengikis kepercayaan.
Semua pemilik kendaraan, baik yang membeli baterai atau memilih skema berlangganan, tetap mendapat layanan purna jual, pembiayaan, dan asuransi setara.
Mulai 1 Agustus, VinFast secara resmi menawarkan dua opsi fleksibel bagi konsumen: membeli kendaraan beserta baterai, atau membeli kendaraan dengan skema berlangganan baterai tanpa batasan jarak tempuh.
Dalam kebijakan ini, perusahaan bertanggung jawab penuh atas performa baterai, termasuk perawatan, perbaikan, hingga penggantian gratis jika kapasitas pengisian turun di bawah 70%.
Skema inovatif ini menjadi pilar utama strategi tiga arah VinFast untuk menghapus keraguan konsumen sekaligus membangun loyalitas jangka panjang:
Garansi revolusioner: Menunjukkan komitmen VinFast terhadap kualitas produk, sekaligus memberi ketenangan bagi pemilik kendaraan.
Nilai jual kembali terjamin: Komitmen buyback melindungi investasi pelanggan, faktor krusial dalam adopsi awal teknologi baru.
Pengisian daya gratis: Akses pengisian daya di stasiun V-Green menekan biaya total kepemilikan, membuat peralihan ke EV lebih ekonomis dan praktis.
Bagi pasar EV Indonesia yang masih berkembang, model berlangganan baterai VinFast bisa menjadi standar baru. Tidak hanya menjual kendaraan, VinFast membangun ekosistem yang mengutamakan keamanan, keberlanjutan, dan aksesibilitas.
Jika berhasil, inovasi ini dapat mempercepat transisi ke mobilitas hijau yang lebih merata dan membentuk budaya kepemilikan EV yang lebih aman serta ramah lingkungan di Asia Tenggara.








