Motor

Lebih dari Sekedar Motor, Inilah Sejarah Budaya Cafe Racer

Banyak masyarakat yang mengikuti tren motor ala Cafe Racer, tapi mungkin tidak banyak yang tahu bagaimana sejarah dan budayanya.

Dinar Surya Oktarini | Praba Mustika

Tren Motor Cafe Racer di Indonesia/pixabay.com
Tren Motor Cafe Racer di Indonesia/pixabay.com

Mobimoto.com - Tren modifikasi motor ala Cafe Racer sempat booming di Indonesia bahkan terus berkembang hingga sekarang, peminatnya juga banyak dari berbagai kalangan.

Jangan-jangan kamu juga menggeluti tren motor ini dan aktif tergabung dalam komunitas yang juga terus berkembang di tanah air.

Biar lebih afdol, kamu harus tahu juga sob, sejarah Cafe Racer. Mobimoto dengan senang hati akan membagikannya ke kamu.

Tren Motor Cafe Racer di Indonesia/pixabay.com
Tren Motor Cafe Racer di Indonesia/pixabay.com

Seperti dilansir hiconsumption.com, budaya motor Cafe Racer berangkat dari budaya Amerika yang kemudian berkembang di negeri Ratu Elizabeth, Inggris.

Pengguna motor jenis ini biasanya berpenampilan casual, seperti menggunakan jaket kulit, celana jeans dan sepatu kulit.

Budaya Cafe Racer juga tidak bisa dilepaskan dari pengaruh musik rock n' roll yang berpengaruh dan berkembang di kebudayaan Inggris pada 1950 hingga 1960-an.

Pengguna Cafe Racer Tahun 1960 di Depan Cafe Busy Bee/wikipedia.org
Pengguna Cafe Racer Tahun 1960 di Depan Cafe Busy Bee/wikipedia.org

Mereka biasanya mudah ditemukan di cafe-cafe, sembari mendengarkan musik rock n' roll Amerika seperti Elvis Presley atau Chuck Berry.

Ada salah satu cafe yang sangat bersejarah untuk budaya Cafe Racer. Busy Bee Cafe di Watford dan The Ace Cafe di London. Dua kafe yang cukup kontra budaya dan banyak disambangi oleh kelas pekerja di Inggris.

Aktor Marlon Brando dalam film The Wild One yang terkenal dengan jaket kulitnya juga turut mempengaruhi budaya Cafe Racer ini.

Tidak hanya pakaian, tapi juga gaya rambut slick pompadours yang lekat dengan budaya greaser di Amerika.

Mereka memiliki hobi berkendara dengan sepeda motornya, berkeliling kota dan mampir di beberapa cafe.

Setelah perang dunia dua berakhir, lapangan pekerjaan di Inggris banyak bermunculan dan hasilnya banyak pemuda yang berpenghasilan dan merubah perekonomian pemuda Inggris.

Untuk mengikuti perkembangan jaman, mereka merasa perlu memiliki kendaraan yang bisa mengakomodasi mobilitas dan gaya hidup mereka.

Karena sebelum perang dunia dua, sepeda motor lekat dengan prestise dan kendaraan orang-orang kaya Britania.

Pada 1950an, harga motor jauh lebih bersahabat untuk kantong para pekerja dan cocok untuk mereka yang menginginkan kendaraan yang simpel tapi juga cepat untuk berkeliling kota.

Ciri khas Cafe Racer adalah motor dengan jok tunggal alias single seater dan setang yang posisinya agak rendah. Juga model tangki khas motor balap berwarna hitam.

Budaya Cafe Racer juga dipengaruhi oleh pebalap Inggris, seperti Mike Hailwood dan Geoff Duke.

Saat itu banyak dari mereka yang menggunakan motor Royal Enfield 650 twins untuk balapan satu sama lain.

Royal Enfield 650/instagram @royalenfield_650
Royal Enfield 650/instagram @royalenfield_650

Gaya berpakaian mereka kemudian berkembang seiring munculnya subkultur Teddy Boys yang juga jatuh cinta pada musik rock n' roll dengan gaya rambut seperti aktor asal Amerika, Tony Curtis.

Pada 1960 hingga 1970-an sempat ada benturan antara budaya Cafe Racer dan budaya Mods yang terpengaruh oleh hipster dan menggunakan motor Vespa sebagai identitas mereka.

Vespa Mods/pixabay.com
Vespa Mods/pixabay.com

Saat ini budaya Cafe Racer telah menjadi budaya populer sepeda motor. Lebih dari sekedar berkendara memacu adrenalin tapi juga kreativitas yang dituangkan melalui desain motornya.

Berita Terkait

Berita Terkini