Mobil

Legendarisnya Bangjo Pingit, Perempatan Dengan Lampu Merah Terlama di Jogja

Kalau kata warganet, menunggu lampu merah di persimpangan Pingit bisa ditinggal Umrah dulu.

Angga Roni Priambodo | Praba Mustika

Petunjuk Arah di Persimpangan Pingit. (Mobimoto.com/Praba Mustika)
Petunjuk Arah di Persimpangan Pingit. (Mobimoto.com/Praba Mustika)

Mobimoto.com - Selain nunggu kepastian dari yang terkasih, kira-kira apa nunggu apa lagi sih yang cukup lama? Mungkin menunggu antrean lampu merah di persimpangan Bangjo Pingit, Yogyakarta kali ya. Bagi warga masyarakat yang tinggal di Yogyakarta dan sekitarnya, Bangjo Pingit disebut sebagai persimpangan dengan lampu merah terlama.

Bagi sebagian orang mungkin, masih asing dengan istilah bangjo. Bangjo itu merupakan akronim dari abang-ijo yang merujuk dari warna lampu lalu lintas.

Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, bangjo atau lampu lalu lintas tentu memiliki fungsi untuk mengendalikan arus lalu lintas.

Seperti bangjo atau lampu lalu lintas di persimpangan Pingit yang menghubungkan empat ruas jalan, yaitu: Jalan Magelang di sisi Utara, Jalan Tentara Pelajar di sisi Selatan, Jalan Kyai Mojo di sisi Barat dan Jalan Diponegoro di sisi Timur.

Ruas Jalan Tentara Pelajar di Sisi Selatan Persimpangan Pingit. (Mobimoto.com/Praba Mustika)
Ruas Jalan Tentara Pelajar di Sisi Selatan Persimpangan Pingit. (Mobimoto.com/Praba Mustika)

Kepopuleran persimpangan Pingit ini bukan tanpa alasan. Salah satu yang jadi sorotan pengguna jalan yang melewati persimpangan Pingit adalah durasi lampu merah yang terbilang cukup lama.

Memang seberapa lama sih durasi lampu merah di bangjo Pingit? Kalau kata warganet di Twitter, nungguin lampu hijau di persimpangan Pingit bisa sampai pergi Umrah. Tapi biasanya, pengendara di sana harus menunggu antara tiga sampai empat menit.

Cuitan Warganet Soal Durasi Lampu Merah di Bangjo Pingit. (Twitter)
Cuitan Warganet Soal Durasi Lampu Merah di Bangjo Pingit. (Twitter)

Lalu apa yang membuat durasi lampu merah di persimpangan Pingit cukup lama? Menurut Muhammad Zandaru Budi, selaku Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta, hal tersebut tak lepas dari volume kendaraan yang berada di tiap-tiap ruas di persimpangan Pingit.

Selain itu, persimpangan Pingit juga merupakan akses masuk menuju Kota Jogja bagi masyarakat yang tinggal di Godean, hingga yang berasal dari luar Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Petunjuk Arah di Persimpangan Pingit. (Mobimoto.com/Praba Mustika)
Petunjuk Arah di Persimpangan Pingit. (Mobimoto.com/Praba Mustika)

Diwawancarai di Kantor Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta, Muhammad Zandaru mengatakan ''Masalahnya, di Jogja ini kendaraannya banyak terus, sehingga seluruh simpang itu akhirnya (harus mengantre) lama. Mau dari (arah) barat, atau dari timur kan, sama semua kepadatannya. Sehingga sistem ini tidak efektif, akhirnya,''.

Sistem yang dimaksud oleh Daru, sapaan akrabnya, adalah sistem APILL (Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas) di persimpangan Pingit yang masih menggunakan sistem sensor.

APILL di Persimpangan Pingit yang Masih Menggunakan Sistem Sensor, Akan Segera Diganti dengan ATCS Untuk Membantu Mengurai Kepadatan Kendaraan. (Mobimoto.com/Praba Mustika)
APILL di Persimpangan Pingit yang Masih Menggunakan Sistem Sensor, Akan Segera Diganti dengan ATCS Untuk Membantu Mengurai Kepadatan Kendaraan. (Mobimoto.com/Praba Mustika)

Untuk itu, Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta tengah menyusun rancangan untuk mengganti sistem sensor dengan sistem Area Traffic Control System (ATCS).

''Mungkin tiga-empat bulan ke depan, (sistem sensor) akan kita ganti kok, dengan ATCS,'' kata Daru.

Menurutnya, sistem ATCS akan sangat membantu mengurai kemacetan di persimpangan Pingit. Nantinya, petugas yang memantau CCTV di control room, bisa menentukan ruas jalan mana, yang butuh lampu hijau lebih lama, bergantung pada kepadatan atau volume kendaraan.

Sebetulnya, pada sistem APILL dengan menggunakan sensor juga punya cara kerja yang nggak jauh berbeda. Sensor akan melihat ruas jalan mana yang paling padat dan butuh segera diurai, dengan memberikan lampu hijau lebih lama. Namun, durasi lampu hijau yang dibolehkan oleh sensor hanyalah dua menit (120 detik).

Sejauh ini, memang tinggal bangjo Pingit lah yang masih menggunakan sistem sensor pada APILL, dan belum menggunakan ATCS.

Dengan sistem sensor yang memperbolehkan lampu hijau menyala selama 120 detik, dan jika seluruh empat sisi persimpangan Pingit sama-sama dipadati kendaraan, maka setiap ruas jalan harus menunggu lampu merah dengan durasi delapan menit (480 detik).

Itulah mengapa, banyak warga masyarakat Jogja yang melewati persimpangan Pingit di jam padat (berangkat dan pulang kantor), merasakan betapa lamanya durasi lampu merah di bangjo Pingit.

Yanti, pemotor yang datang dari sisi timur (ruas Jalan Diponegoro) juga mengakui kalau durasi lampu merah di bangjo Pingit sangat lama. ''Iya, lama, apalagi kalau pas berangkat dan pulang kerja. Tapi ya udah, mau gimana lagi, daripada muter-muter (mencari rute lain) mending nunggu aja lah, nggak papa.''

Kepadatan Kendaraan di Ruas Jalan Diponegoro yang Mengarah Ke Jalan Kyai Mojo Pada Jam Pulang Kantor. (Mobimoto.com/Praba Mustika)
Kepadatan Kendaraan di Ruas Jalan Diponegoro yang Mengarah Ke Jalan Kyai Mojo Pada Jam Pulang Kantor, Sampai Naik Ke Trotoar. (Mobimoto.com/Praba Mustika)

Seperti Yanti, Ali yang tinggal di Godean dan bekerja di daerah Pakualaman juga harus menyiapkan kesabaran ekstra ketika berangkat dan pulang kerja, karena setiap hari ia harus melewati persimpangan Pingit.

''Setiap hari lewat sini. Ya, untuk (berangkat) kerja sama pas pulang. Nggak tahu sih, paling lama (durasi lampu merah) berapa lama, nggak pernah ngitungin juga. Ya, sabar-sabar aja nungguin, nanti tahu-tahu sudah hijau.'' Kata Ali

Tentunya, pembaruan lampu lalu lintas dari sistem sensor menjadi sistem ATCS akan sangat dinantikan oleh warga masyarakat, khususnya, yang setiap hari harus mengantre di persimpangan Pingit, yang terkenal dengan durasi lampu merah terlama di Jogja.

Berita Terkait

Berita Terkini