Motor

Mulai Juli, Grab Wajibkan Penumpang Swafoto Sebelum Naik Angkutan Online

Selfie ini akan menjamin keamanan pengemudi dan penumpang

Angga Roni Priambodo | Husna Rahmayunita

Ilustrasi driver ojol. (Instagram/@grabid)
Ilustrasi driver ojol. (Instagram/@grabid)

Mobimoto.com - Terobosan baru datang dari penyedia jasa transportasi online asal Malaysia, Grab. Mulai 12 Juli 2019 mendatang, penumpang wajib menyerahkan foto selfie mereka sebagai syarat penggunaan aplikasi.

Lewat keterangan resminya, verifikasi identitas melaku selfie wajib dilakukan para penumpang yang ingin menggunakan jasa Grab di Malaysia. Dengan cara tersebut, keamanan penumpang dan pengemudi ke depannya akan lebih terjamin.

"Kami meminta verifikasi penumpang melalui selfie sebagai bagian usaha membangun platform menjadi lebih aman untuk penumpang dan mitra kami," tulis Grab.

Selain itu, dengan selfie atau swafoto akan membantu petugas kepolisian mengindentifikasi sebuah kasus kejahatan.

"Selfie atau verifikasi identitas keamanan yang dapat digunakan pihak berwenang ketika diperlukan," tambah Grab.

Dikutip dari laman Asiaone, verifikasi lewat foto selfie berperan penting membantu penyelidikan polisi atas kasus pembunuhan seorang pengemudi Grab di Malaysia pada bulan Mei lalu.

Zaskia Gotik bersama driver ojol. (Instagram/@zaskia_gotix)
Zaskia Gotik bersama driver ojol. (Instagram/@zaskia_gotix)

Selama penyelidikan, pihak Grab memberikan informasi kepada polisi termasuk foto tersangka dan informasi yang diperlukan dari fitur verifikasi selfie penumpang dalam aplikasi.

Kendati demikian, Grab menjamin kerahasiaan identitas pribadi pengemudi dan penumpang kecuali bila memang diperlukan.

Pemerintah Malaysia melalui Kementerian Transportasi dan Kementerian Perhubungan juga meminta pengemudi dan penumpang jasa transportasi online untuk menyetorkan nama lengkap, salinan kartu identias dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

Menurut Azlan Shah Paramaes Albakri selaku Jenderal Transportasi Darat (APAD) Malaysia, data-data itu sangat diperlukan untuk menjamin keamanan.

"Kami memiliki beberapa kasus seperti pengemudi yang diperkosa. Jadik kami membutuhkan data seperti itu untuk melindungi kedua belah pihak," terang Azlan Shah Paramaes Albakri.

Berita Terkait

Berita Terkini