Events

Doni Tata Blak-blakan Soal Balapan Sampai Tipe Cewek Idaman

Inilah sisi lain dari Doni Tata yang belum banyak diketahui orang.

Angga Roni Priambodo | Husna Rahmayunita

Doni Tata Pradita saat ditemui di bengkel Doni Tata Sport Plaza. (Mobimoto.com/Husna Rahmayunita)
Doni Tata Pradita saat ditemui di bengkel Doni Tata Sport Plaza. (Mobimoto.com/Husna Rahmayunita)

Mobimoto.com - Kalau menyebut pembalap Indonesia pertama yang terjun ke dunia MotoGP, perhatian kita akan tertuju kepada sosok bernama Doni Tata Pradita atau yang lebih sering disapa Doni Tata. Segala sesuatu yang berkaitan cowok kelahiran Yogyakarta, 21 Januari 1991 itu selalu menjadi buruan awak media.

Lama tak terdengar kabarnya, Doni Tata kini lebih banyak menghabiskan waktu di Yogyakarta dan bolak-balik luar kota setiap ada event balap.  Kesehariannya disibukkan dengan kegiatan berolah raga, mengurus dua bengkel motor dan melatih anak didiknya yang ada di Doni Tata Racing School (DTRS).

Beberapa waktu lalu, Mobimoto.com berkesempatan mewawancarai rider berusia 27 tahun itu di Doni Tata Sport Plaza yang berlokasi di Jalan Magelang km 14, Sleman, Yogyakarta. Doni Tata kemudian membagikan kisahnya mulai dari perjalanan karier, balapan di Indonesia sampai tipe cewek idaman.

Nah dari pada penasaran, yuk cekidot!

Awal karier dan serba-serbi tentang balapan

Perjalanan karier Doni Tata. (Mobimoto.com)
Perjalanan karier Doni Tata. (Mobimoto.com/Ema Rohimah)

Seperti kata pepatah 'Buah jatuh tak jauh dari pohonnya', bakat dimiliki Doni Tata ternyata merupakan warisan dari kedua orang tuanya, Kiswadi dan Haryani. Dua sosok tersebut dikenal sebagai pembalap nasional di eranya.

Melihat profesi yang dijalani kedua orang tuanya, Doni Tata akhirnya memberanikan diri terjun ke dunia balap saat usianya masih berumur 9 tahun dengan mengikuti berbagai kejuaraan daerah. Selang setahun, ia kemudian memulai debut di kancah nasional dengan mengikuti Yamaha Asean Cup kelas underbone 110 cc.

Balapan itu menjadi yang paling berkesan bagi Doni Tata lantaran dirinya bisa merebut gelar juara selama dua tahun berturut-turut (2003-2004).

Memiliki potensi di atas rata-rata, sebuah wildcard diberikan tim Yamaha kepada Doni Tata. Di tahun 2007 dan 2008, ia terjun ke MotoGP kelas 125cc dan 250cc.

Aksi Doni Tata Pradita dalam ajang balap Moto2 bersama General Oil Gresini. (Dokumen Pribadi Doni Tata)
Aksi Doni Tata Pradita dalam ajang balap Moto2 bersama General Oil Gresini. (Dokumen Pribadi Doni Tata)

Setelah itu, ia juga berlaga di Moto2, Suzuka 4 Jam dan akhir-akhir ini fokus menjadi pebalap Supermoto dan kejuaraan internasional Trial Game Asphalt 2018.

Yang cukup membanggakan, di tahun 2018 ini Doni Tata berhasil menyabet gelar kampiun nasional Supermoto kelas 450cc dan runner up untuk kelas 250cc. Selain itu, ia baru saja sukses mempertahankan gelar juara umum Trial Game Asphalt 2018 FFA kelas 250cc mengulang keberhasilan di tahun sebelumnya.

Sementara untuk prestasi lainnya, Doni Tata pernah finish di posisi ke-15 ajang Moto2 dan menempati klasemen 28 MotoGP kelas 250cc di tahun 2008. Berbagai trofi dan piala terlihat dipajang di bengkel motornya, saking banyaknya Doni Tata tak jarang memberikan pialanya ke sponsor.

''Karena sudah terlalu banyak, piala kejuaraan daerah biasanya nggak saya bawa pulang dan saya berikan ke sponsor,'' tuturnya.

Trofi dan piala Doni Tata saat mengikuti berbagai kejuaran balapan. (Mobimoto.com/Husna Rahmayunita)
Trofi dan piala Doni Tata saat mengikuti berbagai kejuaran balapan. (Mobimoto.com/Husna Rahmayunita)

Di sisi lain, prestasi yang didapat tersebut tentunya juga terinspirasi dari idolanya, Hendriansyah dan Valentino Rossi.

''Waktu kecil dulu, saya mengidolakan Hendriansyah, tapi kalau sekarang tetap Valentino Rossi karena meski sudah berumur 39 tahun, dia memiliki skill yang bagus dan bisa naik podium,'' ujar Doni Tata.

Berbeda halnya saat ditanya mengenai rival terberat. Sebuah jawaban yang cukup mencengangkan keluar dari mulut anak sulung dari dua bersaudara itu.

''Saya tidak pernah menganggap lawan adalah musuh besar. Musuh terberat saya adalah diri sendiri. Saya harus bisa mengalahkan diri sendiri untuk menjadi yang terbaik,'' tegasnya.

Bukan tipe yang pelit, mantan pembalap Yamaha itu kemudian membagikan beberapa tips sukses kepada juniornya agar bisa berprestasi di kancah nasional maupun internasional. Menurutnya, skill balap saja tidak cukup, harus ada unsur keberuntungan dan keterampilan berkomunikasi.

''Pembalap muda harus semangat, disiplin tinggi untuk meraih impian, smart, kerja keras, memiliki keberuntunagan dan skill berbahasa Inggris yang baik agar dekat dengan tim, sponsor dan bisa eksis di Asia dan MotoGP,'' beber Doni Tata sambil tersenyum.

Berita Terkait

Berita Terkini