Mobimoto.com - Ahmad Safrudin, Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) mengatakan bahwa sepeda motor menghasilkan emisi gas buang yang lebih berbahaya ketimbang mobil.
Menurutnya, motor memang memiliki kubikasi mesin atau cc yang kecil, dan hanya satu silinder. Akan tetapi, secara prinsip setiap pembakaran menghasilkan gas buang yang berbahaya.
Baca Juga
Sebut Sebagai Suatu Kehormatan, Elon Musk Menulis kepada Presiden Joko Widodo via Media Sosial
Diduga Tabrak Ojol, Mobil Mewah Porsche 718 Boxster Ringsek Sisi Kiri, Kondisi Motor Memprihatinkan
Sah, Menparekraf Resmikan Layanan Sepeda Motor Listrik di Kawasan Borobudur
Bekal Desain dan Sistem Transmisi Baru, All-New Nissan X-Trail Segera Mendarat di Australia
Kampung Lali Gadget di Sidoarjo Jawa Timur, Desa Wisata Edukasi Keluarga dengan Kearifan Lokal
Dan soal catalytic converter, mau kecil atau besar sama saja. Komponen yang digunakan hampir sama, material yang digunakan di mobil maupun motor juga hampir sama.
![Ilustrasi knalpot mobil. [Shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2018/06/25/30790-knalpot-mobil.jpg)
"Catalytic converter yang digunakan pada sepeda motor jauh di bawah standar mobil, sehingga polusi yang dihasilkan lebih besar. Jadi sejauh ini, sebenarnya catalytic converter di sepeda motor itu masih sekedar ada," ujar Ahmad Safrudin, di Jakarta.
Lebih lanjut, dijelaskannya bahwa motor memang memiliki mesin yang lebih kecil, hanya satu silinder, tetapi secara prinsip setiap pembakaran menghasilkan gas buang yang berbahaya.
Ia menambahkan, catalytic ini biasanya dihubungkan dengan OBD (on board diagnostic), lalu ECU yang tugasnya mengatur pencampuran bahan bakar dan udara. Kalau terjadi pembakaran tidak sempurna, di dalam catalytic converter akan terdeteksi bahwa kandungan hydro carbon terlalu tinggi. ECU akan memberikan warning.
Jadi, selain menjerat polutan, catalytic converter berfungsi menginformasikan lewat komputer tentang kondisi yang masuk ke dalamnya.
"Sehingga ada langka-langkah yang elektronis, untuk mampu mengendalikan emisi nanti," tutup Ahmad Safrudin.
Suara.com/Manuel Jeghesta Nainggolan.